Seni tari merupakan salah satu bentuk seni yang sangat diminati pelajar di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, di mana seni kerakyatan sangat melekat dengan masyarakat desa. Di Desa Muncar, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, seni tari Jaran Kepang atau Kuda Lumping, sebuah tarian rakyat dengan kuda mainan dari anyaman bambu, menjadi bagian penting dari budaya lokal.
Unnes Giat 9 telah mengambil inisiatif untuk mengajarkan Tari Aswara Muncar di desa ini. Tari Aswara Muncar, yang berarti “kuda bersinar,” menggabungkan elemen Aswa (kuda) dan Rodhat (seni asli Muncar). Dalam bahasa Sanskerta, Aswara berarti bersinar, percaya diri, dan peduli, mencerminkan harapan untuk generasi muda Desa Muncar agar berani dan peduli dalam menjadikan desa mereka semakin bersinar dan sejahtera.
Pelatihan Tari Aswara Muncar diadakan setiap Selasa, Rabu, dan Kamis dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB untuk siswa laki-laki SD dan SMP, sementara pelatihan untuk siswa perempuan, yang mempelajari Tari Muncar Ginelar—diciptakan oleh Khoirunnisa Kumala S.Pd dan digubah oleh Enggar Ardiandi—berlangsung pada waktu yang sama di pagi hari.
Tujuan dari pelatihan tari ini adalah untuk mengembangkan bakat anak-anak serta menyebarluaskan kesenian daerah, memastikan bahwa tradisi ini tidak hanya tetap hidup di Desa Muncar tetapi juga berkembang di seluruh Indonesia.